RANGKUMAN PRATIKUM SISTEM DIGITAL
Rangkuman Pratikum Sistem Digital Pokok Bahasan 1-6
POKOK
BAHASAN I
PENGENALAN
GERBANG LOGIKA DASAR
1.1 TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
·
Memahami
pengoperasian gerbang logika dasar
·
Merancang
dasar-dasar rangkaian logika
·
Menjalankan
modul rangkaian logika
·
Menerapkan
gerbang-gerbang dasar dalam bentuk Rangkaian terintegrasi
1.2 ALAT
DAN BAHAN
·
Komputer / laptop
·
Digital Works
o PEMBAHASAN
Tampilan Digital Works
Dalam lembar kerja di atas terdapat 6 point penting toolbar yang akan dijelaskan dalam gambar berikut.
1. Gerbang AND
Gerbang
AND memerlukan 2 atau lebih Masukan untuk menghasilkan hanya1 Keluaran .
Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran Logik 1 jika semua masukan bernilai
Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari masukan
bernilai Logika 0. Rangkaian AND dinyatakan sebagai Z = A*B atau Z=AB
2.
Gerbang
OR
Gerbang OR
memerlukan 2 atau lebih Masukan Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran .
Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran 1 jika salah satu dari Masukan bernilai
Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran Logika 0, maka semua masukan
harus bernilai Logika sebagai Z = A + B.
3.
Gerbang
NOT
Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran . Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter karena menghasilkan Keluaran yang berlawanan dengan Masukan atau Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya hams bernilai Logika 1.
4.
Gerbang
NAND (NOT AND)
Arti NOR
adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari Gerbang OR
dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran Gerbang OR. Gerbang
NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari Masukan bernilai
Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka Semua Masukan hams
bernilai Logika0. Rangkaian NOR dinyatakan sebagai Z = A + B
5. Gerbang NOR (NOT OR)
Arti
NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari Gerbang
OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran Gerbang OR.
Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari Masukan
bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka Semua
Masukan hams bernilai Logika0. Rangkaian NOR dinyatakan sebagai Z = A + B.
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
X-OR
adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan dan 1 Keluaran
Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran Logika 1 jika semua Masukan -
masukannya mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika nilai Logika Inputnya
sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0.
7.
Gerbang
X-NOR (Exclusive NOR)
Seperti
Gerbang X-OR, Gerbang X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan dan 1 Keluaran .
Gerbang X-NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 1 jika semua Masukan atau
Inputnya bernilai Logika yang sama dan akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika
semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Rangkaian X-NOR dinyatakan
sebagai Z
POKOK BAHASAN II
PERSAMAAN BOOLEAN &
PENYERDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN METODE K-MAP)
Aljabar Boolean
Aljabar
Boolean memuat variable dan simbul operasi untuk gerbang logika. Rangkaian
logika merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah penyeleseian perhitungan
secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran digunakan sifat-sifat aljabar
Boolean.
Etika
logika tersebut diimplementasikan kedalam rangkaian logika maka logika tersebut
akan bertaraf sebuah tegangan. Kalau logika 0 bertaraf tegangan rendah sedangkan
kalau logika 1 bertaraf tegangan tinggi .
Ø Dalil-dalil Boolean (Boolean postulates)
ü Pl: X = 0 atau X = 1
ü P2: 0 . 0 = 0
ü P3: 1 + 1 = 1
ü P4: 0 + 0 = 0
ü P5: 1 . 1 = 1
ü P6: 1 . 0 = 0 . 1 = 0
ü P7: 1 + 0 = 0 + 1 = 1
Ø Theorema Aljabar Boolean
ü T1: Commutative Law
o A + B = B + A
o A . B = B . A
ü T2:
Associative Law
a.
(A+B)+C=A+(B+C)
b.
(A.B).C=A.(B.C)
ü T3: Distributive Law
a.
A.(B+C)=A.B+A.0
b. A+(B.C)=(A+B).(A+C)
ü T4: Identity Law
a.
A+A=A
b. A . A = A
ü T5: Negation Law
a.
( A' )=A'
b. ( A' )' = A
ü T6: Redundant Law
a.
A+A.B=A
b. A.(A+B)=A
ü T7: 0+A=A
1 . A = A
1 + A = 1
0 . A = 0
ü T8: A' + A = 1
A'.
A = 0
ü T9: A + A ' . B = A + B A . (A' + B) = A . B
ü T10: De Morgan's Theorem
a. (A+B)' = A'. B'
b. (A . B)'= A'+ B'
K-Map
Peta
Karnaugh dapat digunakan untuk menyederhanakan persamaan logika yang
menggunakan paling banyak enam variable. Penggunaan persamaan logika dengan lima atau
enam variable disarankan menggunakan program computer.
Peta karnaugh menggambarkan daerah logika yang
telah dijabarkan pada table kebenaran. Penggambaran daerah pada peta Karnaugh hams
mencakup semua logika.
PEMBAHASAN
K-Map 2 Variabel
Pada K-Map
2 Variable, variable
yang di gunakan yaitu
2. Misalnya variabel A & B.
Catatan :
-
Untuk setiap variable yang memiliki aksen, maka di dalam
table ditulis 0
-
Untuk
setiap variable yang digunakan tidak memiliki akse, maka di dalam tabel ditulis
1.
Contoh : A’ ( ditulis
0 ), B ( ditulis 1 )
Desain/model pemetaan K-Map 2 variable dapat dibentuk
dengan 2 cara seperti pada gambar
ini. Pada pembahasan ini, penulis menggunakan desain pemetaan Model 2seperti
berikut :
Dalam menentukan hasil pemetaan,
ambil daerah yang berbentuk seperti berikut :
Contoh soal :
Sederhanakan persamaan
logika berikut dengan
K-Map : y = A’B’ + AB’
K-Map 3 Variabel
Pada
KMap 3 variable, variable yang digunakan yaitu 3. Misalnya variable A, B & C.
Desain pemetaan K-Map 3 variable dapat dibentuk dengan 4 cara seperti
pada Gambar dibawah ini. Pada
pembahasan ini, penulis hanya menggunakan desain pemetaaan Model 2
seperti berikut :
Contoh soal :
Sederhanakan persamaan logika berikut dengan
K-Map :
y = ABC’ + AB’C + AB’C’
K-Map 4 Variabel
Pada KMap 4 Variable, variable yang digunakan. Misalnya variab;e A, B,
C & D.Desain pemetaan K-Map4
variable dapat dibentuk dengan 2 cara sepeerti pada Gambar dibawah ini. Pada pembahasan ini, penulis hanya
menggunakan desainpemetaan model 2
seperti berikut :
Contoh soal :
Sederhanakan persamaan logika berikut dengan
K-Map :
y = ABC’D’
+ ABC’D + ABCD +ABCD’ + AB’CD
+ AB’CD’
POKOK BAHASAN
III
MULTILEVEL
NAND DAN NOR
Dasar Teori
Gerbang NAND dan NOR merupakan
gerbang universal, artinya
hanya dengan menggunakan jenis gerbang NAND saja atau
NOR saja dapat menggantikan fungsi
dari 3 gerbang dasar yang lain (AND, OR. NOT). Multilevel, artinya : dengan mengimplementasikan gerbang NAND
atau NOR, akan ada banyak level / tingkatan mulai dari sisi input sampai ke sisi output. Keuntungan pemakaian NAND saja atau NOR saja dalam sebuah rangkaian
digital adalah dapat mengoptimalkan pemakaian seluruh gerbang
yang terdapat dalam sebuah IC logika sehingga kita bisa lebih
mengirit biaya dan juga irit tempat karena tidak terlalu banyak IC yang digunakan (padahal
tidak semua gerbang yang ada dalam IC
tersebut yang digunakan).
Adapun cara melakukan konversinya dapat kita lakukan
dengan dua cara yaitu:
1. Melalui
penyelesaian persamaan logika/Boolean
2. Langsung
menggunakan gambar padanan
PEMBAHASAN
NAND
Diketahui sebuah persamaan logika sebagai berikut :
Selesaikan
persamaan tersebut hanya dengan gerbang NAND saja.
Jawab
:
Kalau
persamaan awal (soal) kita buatkan rangkaian digitalnya, maka akan terlihat
rangkaian seperti berikut :
Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian terdiri dari satu buah gerbang NOT. dua buah gerbang AND dan dua buah gerbang OR. Ini artinya kita harus membeli tiga niacam IC yaitu AND, OR dan NOT, tetapi tidak semua gerbang yang ada dalam IC tersebut terpakai dalam rangkaian. Artinya adalah kita sudah melakukan pemubaziran (meinbuang sia-sia) gerbang lainnya, padahal kita sudah belt dan banyak memakan tempat. Setelah penyederhanaan dengan menggunakan persamaan logika di atas kita dapat membuat rangkaian logika baru dengan gerbang NAND saja yang kalau kita gambarkan rangkaiannya seperti berikut:
Dengan cara diatas terlihat kita hanya menggunakan dua IC NAND untuk membangun sebuah rangkaian yang berfungsi sama. Ini berarti kita sudah bisa menghemat uang dan tempat.
NOR
Selesaikanlah persamaan tersebut
dengan menggunakan gerbang NOR saja.
Jawab :
Rangkaian asalnya adalah :
Sedang rangkaian setelah diubah ke
bentuk NOR saja adalah sebagai berikut
Dari gambar terlihat bahwa dengan membuat rangkaian menjadi
berbentuk NOR saja kita tetap hanya
membutuhkan dua buah IC saja yang terpakai semuanya (tidak mubazir atau terbuang).
POKOK BAHASAN IV
RANGKAIAN ARITMATIKA DIGITAL
Adder
Rangkaian Adder (Penjumlahan) adalah
rangkaian elektronika digital yang di gunakan untuk menjumlahkan dua buah angka
(dalam sistem bilangan biner), sementara itu di dalam komputer rangkaian adder
terdapat pada mikroprosesor dalam blok ALU (Arithmetic Logic Unit).
• Sistem bilangan biner (memiliki
base/radix 2)
• Sistem bilangan oktal (memiliki
base/radix 8)
• Sistem bilangan Desimal
(memiliki base/redix 10)
Namun, di antara ketiga sistem
tersebut yang paling mendasar adalah sistem bilangan biner, sementara itu untuk
menerapkan nilai negatif, maka di gunakanlah sitem bilangan complement. BCD
(binary-coded decimal).
Half Adder
Half adder adalah suatu rangkaian
penjumlahan sistem bilangan biner yang paling sederhana.
Rangkaian half adder merupakan dasar
bilangan biner yang masing-masing hanya terdiri dari 1 bit, oleh karena itu di
namakan penjumlahan tak lengkap.
1. Jika
A=0 dan B=0 di jumlahkan, hasilnya S (SUM) = 0
2. Jika
A=0 dan B=1 di jumlahkan, hasilnya S (SUM) = 1
3. Jika
A=1 dan B=0 di jumlahkan, hasilnya S (SUM) = 1
4. Jika
A=1 dan B=1 di jumlahkan, hasilnya S (SUM) = 0
Dengan nilai pindahan Cout (Carry
Out) = 1
Dengan demikian, half adder memiliki dua masukan (A dan B), dan dua keluaran (S dan Cout).
Full Adder
Rangkaian Full Adder, pada prinsipnya bekerja seperti half adder, tetapi mampu menampung bilangan Carry dari hasil penjumlahan sebelumnya. Jadi jumlah inputnya ada 3: A, B dan Cin, sementara bagian output ada 2 Sum dan Cout. Cin ini di pakai untuk menampung bit Carry dari penjumlahan sebelumnya. Berikut merupakan simbol dari Full Adder
Rangkaian Full Adder dapat di buat dengan menggabungkan 2 buah Half Adder.
Rangkaian ini dapat di gunakan untuk penjumlahan sampai 1 bit. Jika ingin
menjumlahkan lebih dari 1 bit, dapat menggunakan rangkaian Paralel Adder yaitu
gabungan dari beberapa Full Adder.
Subtractor
Merupakan suatu rangkaian pengurangan
2 buah bilangan biner. Jenis-jenis rangkaian Subtractor yaitu :
A. Half
Subtractor
Rangkaian half subtractor adalah
rangkaian subtractor yang paling sederhana. Pada dasarnya rangkaian half
subtractor adalah rangkaian half adder yang di modifikasi dengan menambahkan
gerbang not. Rangkaian half subtractor dapat dari sebuah gerbang AND, gerbang
X-OR, dan gerbang NOT.
Rangkaian ini mempunyai dua input dan
dua output yaitu Sum dan Borrow Out (Bo). Rumusa dasar pengurangan pada biner
yaiut :
1. 0-0
= 0 Borrwo 0
2. 0-1
= 0 Borrow 1
3. 1-0
= 1 Borrow 0
4. 1-1
= 0 Borrow 0
B. Full
Subtractor
pada rangkaian Full Subtractor pin
Borrow Out di hubungkan dengan pin Borrow In (Bin) sebelumnya dan pin bin di
hubungkan dengan pin Bout pada rangkaian berikutnya begitu seterusnya. Sehingga
pada rangkaian Full Subtractor mempunyai 3 input dan 2 output. Berikut
merupakan simbol dari Full Subtractor.
rangkaian ini dapat di gunakan untuk
penjumlahan sampai 1 bit. Jika ingin menjumlahkan lebih dari 1 bit, dapat
menggunakan rangkaian Paralel Subtractor yaitu gabungan dari beberapa Full
Subtractor.
POKOK BAHASAN V
ENKODER DAN DEKODER
ENKODER
1.
Rangkailah gerbang logika encoder 4-2 berikut ini :
2. Sambungkan terminal input dengan Interactive Input dan terminal output dengan LED
3. Jalankan program
4. Amati dan catat output
terhadap kombinasi keadaan input.
Tabel Kebenaran :
INPUT |
Y1 |
Y2 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
2 |
0 |
0 |
3 |
1 |
1 |
DEKODER
1.
Rangkailah gerbang logika dekoder 2-4 berikut ini :
2. Sambungkan terminal input dengan Interactive Input dan terminal output LED
3. Jalankan program
4. Amati dan catat terhadap
kombinasi keadaan input.
Tabel Kebenaran :
A |
B |
Y1 |
Y2 |
Y3 |
Y4 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
POKOK BAHASAN VI
MULTIPLEKSER DAN DEMULTIPLEKSER
MULTIPLEKSER
1.
Rangkailah
Gerbang Logika
multiplekser 4 – 1 berikut ini :
2.
Sambungkan
terminal input dengan Interactive input dan terminal output dengan LED
3.
Jalankan Program
4.
Amati dan catat output terhadap kombinasi keadaan input Tabel Kebenaran
A1 |
X0 |
X1 |
X2 |
X3 |
OUTPUT |
|
0 |
0 |
0 |
X |
X |
X |
0 |
0 |
0 |
1 |
X |
X |
X |
1 |
0 |
1 |
X |
0 |
X |
X |
0 |
0 |
1 |
X |
1 |
X |
X |
1 |
1 |
0 |
X |
X |
0 |
X |
0 |
1 |
0 |
X |
X |
1 |
X |
1 |
1 |
1 |
X |
X |
X |
0 |
0 |
1 |
1 |
X |
X |
X |
1 |
1 |
DEMULTIPLEKSER
1.
Rangkaian gerbang logika encoder 4
– 2 berikut ini :
2. Sambungkan terminal input dengan Interactive Input dan terminal output dengan LED.
3.
Jalankan program
4.
Amati dan catat output terhadap kombinasi keadaan input.
Tabel Kebenaran
INPUT |
OUTPUT |
|||||
A0 |
A1 |
X0 |
Y0 |
Y1 |
Y2 |
Y3 |
0 |
0 |
0 |
0 |
X |
X |
X |
0 |
0 |
1 |
1 |
X |
X |
X |
0 |
1 |
0 |
X |
0 |
X |
X |
0 |
1 |
1 |
X |
1 |
X |
X |
1 |
0 |
0 |
X |
X |
0 |
X |
1 |
0 |
1 |
X |
X |
1 |
X |
1 |
1 |
0 |
X |
X |
X |
0 |
1 |
1 |
1 |
X |
X |
X |
1 |
Komentar
Posting Komentar